segelas susu hangat di pagi hari


Minum susu di pagi hari adalah salah satu hal yang sangat lumrah saya lakukan. Seperti kebiasaan lainnya, hal ini saya lakukan bergitu saja, tanpa banyak pemikiran atau pertimbangan. Saat pagi menjelang adalah saat minum susu, sesederhana itu saja.


Namun entah mengapa pagi kemarin saya tiba-tiba terusik untuk berpikir sedikit lebih mendalam mengenai aktivitas minum susu yang sudah mendarah daging ini. Pernahkah anda -yang mungkin sering minum susu juga di pagi hari- memikirkan proses pra dan pasca yang terjadi selama kita minum susu?


Tidak usah terlalu jauh, yang akan kita telusuri hanya proses pernyiapan segelas susu hangat yang kita minum tiap pagi. Untuk menyiapkan segelas susu yang kita minum, diperlukan air panas yang dimasak dengan kompor yang membutuhkan energi dari LPG, Liquid Petroleum Gas, salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Susu yang kita minum membutuhkan air. Setelah habis, gelas yang kita gunakan juga harus dicuci, dengan air tentunya. Pernahkah kita memikirkan berapa banyak air yang kita habiskan hanya untuk menikmati segelas susu? hanya 200cc mungkin yang kita minum, tapi untuk mencuci sebuah gelas sampai layak untuk ditaruh di rak, diperlukan kurang lebih 1L air bersih. Mungkin masih banyak yang belum mengetahui, proses self-purification yang diperlukan oleh air dalam siklusnya memerlukan waktu kurang lebih 100 tahun.


Dan oh, kita belum membahas tentang sabun cuci yang digunakan untuk membuat gelas yang kita gunakan bersih kembali! Sabun cuci adalah pencemar organik, sangat mampu merusak ekosistem air apabila terkonsentrasi dalam dosis tertentu (kurang lebih 10x anda minum susu, 10x gelas dicuci dan 10x gelas digunakan, 1 ikan tak berdosa entah di mana kleyengan dibuatnya).


Ya, bumi ini berkorban begitu banyak untuk menyediakan segelas susu hangat bagi kita setiap pagi..



Bukan! tulisan ini bukan bermaksud untuk menghentikan kebiasaan minum susu tiap pagi, minum susu itu sehat! Dan teruskanlah kebiasaan itu. Bukan juga menganjurkan untuk mencampurkan susu bubuk dengan air keran agar tidak menghabiskan LPG, atau mengajarkan untuk tidak mecuci gelas bekas pakai. Jorok sekali!


Tulisan ini bermaksud untuk mengingatkan kita semua -tentu saja diri saya sendiri juga-, bahwa untuk hal yang kita anggap remeh saja, bumi berkorban sedemikian banyak. Entah apa saja kontribusi kita untuk merusaknya selama melakukan kegiatan2 dalam 1 hari, 1 bulan, 1 tahun..



Apa yang sudah kita lakukan untuk memperbaikinya?

*terinsipirasi dari salah satu tulisan di blog Dee*

1 comment:

abahsangpenyamun said...

iya deh yg anak tl..
ikutan greenpeace, walhi atau apapun sebangsanya ga?